Kamis, 28 November 2019

GOWO'AN

Indonesia sangat kaya dengan Budaya atau adat istiadat, di setiap daerah memiliki adat istiadatnya masing-masing, sebelum melangkah lebih jauh saya mau membeberkan sedikit perbedaan antara adat istiadat dan ibadah.

Ibadah adalah Tuntunan dari Tuhan untuk manusia yang tujuannya mengarah ke Tuhan lagi dan di semua penjuru dunia tuntunan dan caranya sama, sementara Adat Istiadat adalah Tuntunan dari manusia yang tujuannya mengarah ke Tuhan dan di setiap daerah berbeda-beda dan belum tentu ada di semua daerah.

Seperti halnya adat istiadat di Desaku yang bernama Gowoan, Gowoan adalah sebuah adat atau budaya warisan turun temurun sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat Tuhan yang berupa mulai bisa berjalannya seorang anak.

Gowoan ini ada prosesnya kurang lebih sebagai berikut, yang punya hajat memasak nasi dengan sayur daun kelor di tambah lauk telur goreng dengan sambal petis kira-kira cukup untuk dibagikan tetangga. kemudian semua masakan itu dihidangkan di depan rumah seolah-olah seperti berjualan nasi, pembelinya adalah tetangga-tetangga sekitar dengan uang tapi bukan uang beneran, uangnya adalah pecahan genteng kecil-kecil atau biasa di sebut duwet kreweng, cara mebelinya pecahan genteng itu diberikan kepada penjual kemudian di taruh di sebuah gerabah yang berisi air dan kembang-kembang, orang desaku biasa menyebutnya kembang boreh. setelah proses itu selesai si penjualpun melayani si pembeli dengan memberikan sepincuk Nasi Gowoan, wadahnya pun dari daun waru disajikan dengan di pincuk.

Setelah proses jual beli selesai Nasi yang di sajikan dirasa sudah habis maka masuk ke proses berikutnya, kaki si anak di masukkan ke dalam gerabah yang berisi air tadi, kemudia gerabah di pecahkan, setelah itu, ini proses finalnya yang di tunggu-tunggu, yang punya hajat menaburkan uang receh-receh semampunya, sementara tetangga-tetangga berebutan untuk mendapatkan uang itu sebanyak-banyaknya sambil berbagi canda tawa dan mempererat kerukunan antar tetangga.

Gowoan ini tujuannya adalah wujud ungkapan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan berupa mulai bisa berjalannya seorang anak, dan menurut saya ini adalah salah satu perwujutan dari arti surat Ibrahim ayat 7 dan Ar-Rahman tentang syukur dan nikmat.

Kalau di tanya Bid'ah atau tidak saya sendiri mengatakan Bid'ah tapi tidak semua Bid'ah bernilai negatif, rata-rata yang membid'ahkan itu berjalan lurus dengan yang mengharamkan, padahal yang boleh menentukan haram atau tidak adalah Tuhan, manusia gak punya hak disitu.

Dan ibadah itu ada 2, Hablumminallah dan Hablumminannas. kalau Gowoan ini tidak masuk dalam Hablumminallah paling tidak masuk dalam Hablumminannas. dan meurut saya budaya Gowoan Pantas dilestarikan. (EnHa)




2 komentar:

  1. Dilestarikan dan dibikin tidak ada unsur bid'ah nya. Hehehe

    BalasHapus
  2. Hidup ini apa sih yg gak bid'ah, semua hampir bid'at tp tp gak semua bid'ah bernilai negatif.

    BalasHapus